Rabu, 24 September 2008

Operasi Paniki

Operasi Paniki, 12 WNA Kulit Hitam Terjaring

Jakarta – Guna mengantisipasi maraknya peredaran narkoba jaringan international, Satuan Narkoba Polres Jakarta Selatan bekerjasama dengan Badan Narkotika Kota (BNK) Jakarta Selatan dan Imgrasi Jakarta Selatan, menggelar operasi terhadap warga Negara kulit hitam. Sebanyak 12 orang warga negara asing yang mayoritas berasal dari Republik Guinea terjaring dalam operasi yang melibatkan sekitar 87 personel gabungan tersebut.
Kepala Satuan Reskrim Polres Jakarta Selatan, Komisaris Polisi (Kompol) Sutrisno mengatakan operasi dengan nama sandi ‘Paniki’ ini berlangsung sejak pukul 07.00 – 09.00 WIB. “Awalnya kami menangkap 9 orang warga negara asing berkulit hitam di kawasan RW 09, Pondok Ranji, Ciputat, Jakarta Selatan. Tak jauh dari lokasi, kami kembali menangkap 3 orang lainnya di RW 06,” jelas Kasat.
Ditambahkan Kasat meski tak menemukan barang bukti narkoba, namun ke 12 WNA yang terjaring tersebut terbukti melanggar ijin keimigrasian. “Kami menemukan bubuk putih seperti heroin, ternyata setelah dicek ternyata bukan. Enam diantara mereka yang terjaring memiliki dokumen kewarganegaraan dan ijin masuk ke Indonesia, namun telah over stay atau melanggar ijin tinggal. Sementara enam lainnya hingga kini tak memiliki dokumen kewarganegaraan dan ijin masuk ke negara kita,” tukas Sutrisno.
Kejadian menarik terjadi saat sejumlah wartawan yang mendatangi lokasi bermaksud mengambil gambar para tersangka. Tak mau terekspos, sejumlah tersangka memilih untuk bersembunyi di plafon rumah yang dikontrak salah seorang diantara mereka. Seorang tersangka juga mencoba melarikan diri saat hendak diperiksa namun berhasil diamankan. “Berdasarkan keterangan yang diberikan saat pemeriksaan, sebagian besar para pelaku mengaku berprofesi sebagai pemain bola professional. Mereka selanjutnya akan diserahkan ke pihak imgrasi untuk diproses lebih lanjut,” lanjutnya.
Seperti diketahui melalui pemberitaan sebelumnya, warga negara asing berkulit hitam banyak terbukti menjadi pengedar narkoba jaringan internasional. Dua pekan lalu, dua orang WNA Afrika pengedar narkoba jaringan internasional bahkan ditembak mati oleh Petugas Unit Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya karena berusaha melarikan diri saat akan ditangkap. (Bachtiar)

Tidak ada komentar: