Selasa, 02 September 2008

Rekontruksi Aktor Mutilasi

Dikawal Ketat, Aktor Mutilasi Tenang Berekontruksi

JakartaTenang…Ekspresi itulah yang tergambar di wajah Verry Idham Henyaksyah alias Ryan saat melakukan rekontruksi pembunuhan sekaligus mutilasi yang dilakukan terhadap Heri Santoso (40), Selasa (02/09) pagi. Tak tampak di wajahnya kekhawatiran ataupun trauma terhadap bayangan peristiwa kelam yang dilakukannya Jumat (11/7) malam, di apartemen Margonda Residence Kamar 309A, Depok.

Dalam reka ulang pembunuhan tersebut, sosok Ryan seolah berubah layaknya aktor utama dalam sebuah pentas film. Sorot kamera dari para jurnalis dari berbagai media yang sengaja datang sejak dini hari seolah tak mau melepas pandangannya dari tingkah laku yang dilakukannya. Salah satu televisi swasta bahkan mendatangkan peralatan khususnya untuk menayangkan adegan rekontruksi yang dilakukan Ryan. Meski demikian, jangankan meminta tanda tangan untuk sang artis baru di kancah kriminal ini, bahkan untuk mendekat, tak satu pun wartawan yang berhasil melakukannya. Ryan memang dijaga super ketat oleh puluhan petugas Satuan Kejahatan dengan Kekerasan (Jatanras) dan Samapta Polda Metro Jaya. Walhasil…parade zoom pun tak pelak kerap terjadi demi mendapatkan momen dari kisah pembunuhan terbesar di Indonesia sepanjang tahun ini.

Pengawalan ketat Ryan memang terlihat sejak petugas tiba di Apartemen Margonda Residence sekitar pukul 05.00 WIB. Di parkiran belakang, lokasi dimana mobil APV hitam bernopol B 8988 HR milik korban terparkir, petugas telah memasang police line. Bahkan penghuni setempat pun dilarang melintas saat beberapa adegan awal dari kisah mutilasi ini berlangsung di areal parkiran. Kejadian serupa juga terjadi di babak utama atau klimaks dari kesadisan Ryan. Selain garis polisi hingga beberapa puluh meter di lantai 3 Tower A apartemen tersebut, petugas juga menutup rapat pintu kamar kamar 309A yang menjadi lokasi pembantaian korban. Di dalam kamar tersebut, Ryan yang masih mengingat jelas apa yang dilakukannya tanpa banyak kesulitan memperagakannya di depan polisi, dua pengacara yang mendampinginya serta dua orang perwakilan dari Kejaksaan Depok. Keseriusan Ryan bahkan tergambar jelas di wajahnya yang tanpa senyum sepanjang rekontruksi berlangsung.

Pengamanan yang dilakukan pihak kepolisian memang terlihat cukup mengesankan. Sayangnya, selain menuai sisi positif, pengamanan pihak kepolisian juga tampak berlebihan, khususnya ketika para wartawan berusaha mengabadikan momen dari rekontruksi tersebut. Dalam satu kesempatan, di lantai III, beberapa wartawan berusaha mengambil gambar dengan sudut pandang lurus menghadap Ryan yang akan keluar usai memperagakan pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan di kamarnya. Beberapa petugas Jatanras berpakaian preman pun bergegas menyuruh wartawan-wartawan tersebut untuk pindah ke tangga yang berada persis di depan lift. Padahal ketika itu, posisi sang wartawan berada di luar garis polisi yang notabene merupakan batas yang diberikan petugas. Usaha yang dilakukan wartawan itu toh tak akan mempengaruhi jalannya rekontruksi secara langsung.

Sesuai BAP yang dilakukannya, Usai mereka ulang peristiwa di kamar, Ryan juga memperagakan saat dirinya menumpang taksi kuning bernopol B 2688 XU saat akan membuang jenazah korban yang telah dipotongnya menjadi sembilan bagian dan disembunyikan di dalam koper dan travel bag. Selesai keseluruhan adegan di apartemen, puluhan petugas berikut taksi dan Ryan yang didamping pengacara dan kekasihnya, Novel bergegas meluncur ke Jalan Kebagusan, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang merupakan lokasi pembuangan jenazah korban. Sama halnya dengan Ryan, wajah Novel yang tampan da terkesan lugu juga tampak tenang menghadapi rekontruksi itu.

Setibanya di kawasan Kebagusan, jarum jam juga telah menunjuk ke angka sembilan. Seperti sebelumnya, petugas pun menutup akses jalan di lokasi yang telah mulai ramai, dengan police line selama rekontruksi berlangsung. Beberapa anggota Satpol PP juga tampak di lokasi untuk menghalau kerumunan warga yang ingin melihat secara langsung wajah Ryan yang tak lain juga adalah pembunuh berantai di kampung halamannya. Karena hanya menampilkan adegan pembuangan jenazah mutilasi korban, rekontruksi di lokasi ini akhirnya tak berlangsung lama. Petugas kemudian membawa Ryan dan Novel ke Polda Metro Jaya untuk kembali melakukan rekontruksi belanja dan penangkapannya di Polda Metro Jaya. Seiring kepergian rombongan petugas dan sang aktor berdarah dingin itu, satu persatu warga pun akhirnya beranjak pulang dan melanjutkan aktifitas mereka sebelumnya. (bachtiar)

Tidak ada komentar: